Menu
Economic
Social
Environmental
Hoax Buster
Technology & Innovation
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hoax 45: Kawasan Sawit Merupakan Driver Deforestasi Terbesar di Dunia

Hoax 45: Kawasan Sawit Merupakan Driver Deforestasi Terbesar di Dunia Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
ToP Core, Jakarta -

Kawasan produsen utama minyak sawit dunia berada di Asia Tenggara yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Data PASPI mencatat, sekitar 75 persen areal perkebunan kelapa sawit dunia berada di kawasan Asia Tenggara.

Perlu diketahui, deforestasi merupakan fenomena normal dalam pembangunan global yang telah terjadi sejak masa pra-pertanian hingga saat ini yang terjadi di seluruh negara.

Baca Juga: Anggota Komisi XI DPR RI Ini Dukung Pembukaan Lahan Kelapa Sawit di Banten

“Peningkatan kebutuhan pangan dan pemukiman serta sarana prasarana dan infrastruktur menjadi driver utama terjadinya deforestasi global,” catat PASPI. 

Berdasarkan studi European Commission (2013) yang dirangkum PASPI, luas deforestasi dunia selama periode 1990-2008 mencapai 239 juta hektar. Deforestasi pada periode tersebut terjadi di negara-negara kawasan Benua Amerika (40 persen), Kawasan Afrika (31,6 persen), dan Kawasan Asia (26,2 persen). Sisanya berada di negara-negara Eropa (1,5 persen) dan Oceania (2 persen).

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kawasan dengan deforestasi global terbesar pada periode tersebut adalah Kawasan Amerika (Amerika Selatan dan Amerika Tengah) dan Kawasan Afrika. Sekitar 71 persen deforestasi dunia berada di kedua kawasan tersebut. Sementara itu, pangsa deforestasi kawasan Asia Tenggara hanyalah sebesar 19 persen.

Baca Juga: Hoax 44: Disparitas Ketimpangan Ekonomi Industri Sawit Sangat Besar

“Berdasarkan data-data di atas, jelas bahwa kawasan perkebunan kelapa sawit utama dunia yakni Asia Tenggara, bukanlah driver utama deforestasi global,” catat PASPI. 

Pangsa deforestasi Asia Tenggara hanya sebesar 19 persen, jauh lebih kecil dibandingkan pangsa deforestasi kawasan Amerika Selatan (33 persen) dan Afrika (31,6 persen).

Penulis/Editor: Ellisa Agri Elfadina

Bagikan Artikel: