Menu
Economic
Social
Environmental
Hoax Buster
Technology & Innovation
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Kata GAPKI Soal Ekspor Sawit Sepanjang Tahun 2024 Ini

Begini Kata GAPKI Soal Ekspor Sawit Sepanjang Tahun 2024 Ini Kredit Foto: Antara/Rahmad
ToP Core, Jakarta -

Pada tahun 2024 ini, GAPKI, organisasi yang mewakili pengusaha kelapa sawit di Indonesia, mengharapkan kinerja ekspor minyak sawit mereka akan menurun, baik untuk produk Refined Palm Oil maupun Crude Palm Oil (CPO).

Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono mengatakan, volume ekspor minyak sawit Indonesia kemungkinan akan berkurang sekitar 4%, dari angka 32 juta ton di tahun 2023 menjadi kisaran 29-30 juta ton di tahun 2024. Menurut Eddy, faktor-faktor geopolitik dan perlambatan ekonomi China menjadi penyebab utama penurunan ini.

Baca Juga: Malaysia & Indonesia Sepakat Lawan EUDR yang Mengekang Negara Produsen Sawit

“Kondisi ekonomi global yang tidak menguntungkan karena konflik antara Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai menjadi salah satu faktornya. Selain itu, perang di Timur Tengah dan perlambatan ekonomi China juga berpengaruh,” kata Eddy, dilansir dari laman resmi GAPKI pada Rabu (7/2). 

Eddy memperkirakan bahwa nilai ekspor minyak sawit Indonesia di tahun 2024 akan mencapai USD30 miliar, dengan harga sawit rata-rata berada di kisaran USD900 hingga USD1.000 per ton. Eddy menambahkan, program B35 yang diluncurkan pemerintah belum memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja ekspor minyak sawit.

Baca Juga: Peningkatan Permintaan Minyak Sawit Mendorong Terjadinya Peningkatan HR CPO

“Belum ada dampaknya, karena konsumsi di tahun 2024, baik untuk keperluan pangan, energi, maupun oleochemical sebesar 25 juta ton. Sedangkan produksi baik CPO maupun Palm Kernel Oil (PKO) diperkirakan mencapai 53-55 juta ton. Jadi ini tidak mengurangi atau mengganggu volume ekspor,” kata Eddy. 

Penulis/Editor: Ellisa Agri Elfadina

Bagikan Artikel: